SEJARAH PERKEMBANGAN
AGAMA HINDU DI
NUSANTARA
Disusun
oleh :
Nama : Ni Made Sri Purwanti
NIM : 110030046
Kelas : G113
Dipresentasikan
pada Hari/Tgl: Selasa, 13 Maret 2012
SEKOLAH
TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN TEKNIK KOMPUTER
STIKOM
BALI
2012
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Peranan Agama Hindu di masyarakat
sangatlah penting untuk menuntun kita dalam berprilaku yang lebih baik di dalam
kehidupan sehari-hari. Namun di jaman modern ini, pengetahuan serta kesadaran
anak muda semakin berkurang bahkan mulai
luntur terhadap nilai-nilai dalam ajaran agamanya serta sejarah perkembangan
Agama Hindu. Untuk meningkatkan pengetahuan kita tentang Agama Hindu, ada
baiknya kita terlebih dahulu mengetahui sejarah perkembangan Agama Hindu. Maka
dari itu disini saya akan membahas tentang Sejarah Perkembangan Agama Hindu di
Nusantara, untuk menambah wawasan kepada masyarakat tentang sejarah Agama
Hindu. Dengan mengetahui sejarah perkembangan Agama Hindu di Nusantara, kita
akan dapat lebih memahami ajaran-ajaran agama hindu yang telah ada sejak jaman
dulu, serta peninggalan-peninggalan apa saja yang telah diwariskan oleh leluhur
kita serta arti dari setiap peninggalan-peninggalan tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN
B. Perspektif masuknya agama Hindu di Nusantara
( Indonesia ) ada 4 (empat) teori:
1. Teori Sudra (golongan orang biasa) Sesuai
dengan namanya, teori ini menyatakan bahwa penyebaran agama Hindu ke nusantara
dibawa oleh orang-orang India berkasta Sudra.
2. Teori Waisya (golongan pedagang) Menurut teori ini, kelompok yang berperan besar dalam penyebaran
agama Hindu adalah golongan Waisya. Teori ini dikemukakan oleh Prof. N.J. Krom.
3. Teori Ksatria (golongan raja)
Menurut teori ini, kelompok yang
berperan besar dalam penyebaran agama Hindu di nusantara adalah golongan
ksatria. Proses penyebaran agama tersebut dilakukan dengan cara pendudukan
(kolonisasi). Teori yang dikemukakan oleh Prof. Dr. Ir. J.L. Mouens.
4. Teori Brahmana (golongan ulama /
tokoh agama) Menurut teori ini, faktor utama penyebaran agama Hindu di nusantara
adalah dari kaum Brahmana.
C.
Sejarah
Perkembangan Agama Hindu di Nusantara
Sejarah perkembangan Agama Hindu di Nusantara
(Indonesia) dimulai sejak permulaan abad Masehi sekitar tahun 400 masehi. Mulai
abad inilah Indonesia memasuki zaman sejarah dan mengenal sistem kerajaan yang
beragama Hindu. Kerajaan-kerajaan tersebut adalah sebagai berikut:
a.
Kerajaan Hindu di Kalimantan Timur
Pada tahun 400 masehi merupakan tonggak perkembangan agama
Hindu dengan didapatkan prasasti batu dalam bentuk “Yupa” di tepi sungai
Mahakam di Kalimantan Timur yang menyebutkan nama “Kerajaan Kutai”. Yupa adalah
batu tertulis berbentuk tiang yang digunakan dalam upacara agama. Salah satu
yupa menyebutkan nama Raja Kudungga yang berputra Aswawarman. Aswawarman
berputra tiga orang yang tertua bernama Mulawarman. Mulawarman disebut sebagai
raja yang bijaksana, kuat dan berkuasa pada masa itu, serta mengadakan yadnya.
Para Brahmana mendirikan yupa untuk peringatan yadnya ini. Pada Yupa yang lain
juga disebutkan raja Mulawarman telah menghadiahkan 8.000 ekor sapi kepada kaum
Brahmana di lapangan Waprakeswara.
b. Kerajaan Hindu di Jawa Barat
Perkembangan agama Hindu di Jawa Barat diperkirakan terjadi
sekitar abad ke lima masehi, ditandai dengan kerajaan Hindu Tarumanegara dengan
rajanya Purnawarman. Selain itu ditandai juga dengan penemuan tujuh buah
prasasti batu atau Saila Prasasti, diantaranya: Prasasti Ciaruteun, Prasasti
Kebon Kopi, Prasasti Jambu, Prasasti Muara Cianten, Prasasti Pasirawi, Prasasti
Tugu, srta Prasati Lebak yang ditulis dengan huruf Pallawa dan berbahasa
Sansekerta, berbentuk syair yang memberikan keterangan tentang kerajaan
Tarumanegara.
Prasasti Ciaruteun menyebutkan bahwa “Purnawarman adalah
raja yang gagah berani bagaikan Dewa Wisnu”. Dalam Prasasti Tugu menyebutkan
bahwa “Raja Purnawarman dalam pemerintahannya yang ke 22 menggali sungai Gomati
yang panjangnya 12 km dalam waktu 21 hari dan memberikan hadiah 1000 ekor lembu
kepada para Brahmana”.
c. Kerajaan Hindu di Jawa Tengah
Kerajaan di Jawa Tengah telah ada sekitar tahun 650 masehi.
Hal ini terbukti dengan ditemukannya prasasti Tuk Mas di lereng Gunug Merbabu menggunakan huruf pallawa dan bahasa
Sansekerta berangka tahun 650 masehi. Prasasti ini menyebutkan pujian pada
Sungai Gangga dan berisi atribut Dewa Tri Murti berupa Tri Sula, Kendi, Kapak,
Cakra, dan Bunga Teratai. Dengan demikian pemujaan Dewa Tri Murti telah muncul
di Jawa Tengah sejak pertengahan abad ke-7 masehi.
Selain itu ditemukan juga prasasti Canggal yang dikeluarkan
oleh raja Sanjaya yang memuat tiga bait pemujaan kepada Dewa Siwa, satu bait
untuk Dewa Brahma dan satu bait untuk Dewa Wisnu. Selain itu adanya Candi
Prambanan yang merupakan Candi Hindu terbesar di Jawa Tengah merupakan
peninggalan kerajaan ini.
d. Kerajaan Hindu di Jawa Timur
Perkembangan Agama Hindu di Jawa
Timur ditandai dengan ditemukannya Prasasti Dinoyo dekat kota Malang yang
berangka tahun 682 saka atau 760 masehi. Prasasti ini menerangkan bahwa pada
tahun 670 masehi di Jawa Timur terdapat Kerajaan Kanjuruhan dengan rajanya Dewa
Simha yang menganut agama Hindu dengan pemujaan utama Dewa Siwa. Disamping itu
disebutkan pula pembuatan arca Maha Rsi Agastya yang diakui sebagai tokoh yang
membawa agama Hindu dari India Selatan ke Indonesia.
Selanjutnya muncullah Dinasti Isanawamsa. Cikal bakalnya
adalah Empu Sindok yang memerintah pada tahun 929-974 M.
Kemudian muncul Raja Dharmawangsa Teguh yang dalam
pemerintahannya sangat memperhatikan perkembangan karya-karya sastra. Raja
Dharmawangsa Teguh yang memprakarsai penulisan kembali karya-karya Bhagawan
Byasa dalam bahasa Jawa (Mangjawaken Byasa Mantra), yaitu Mahabharata dan karya
Bhagawan Walmiki, yaitu Ramayana.
Setelah Raja Dharmawangsa Teguh digantikan oleh Raja
Airlangga. Kehidupan dan kemakmuran rakyatnya sangat diperhatikan oleh raja
Airlangga. Oleh karena itu Raja Airlangga diarcakan sebagai Wisnu mengendarai
Garuda. Setelah Airlangga muncul kerajaan Kediri. Banyak karya sastra yang
lahir pada masa ini, seperti karya Empu Sedah dan Empu Panuluh, yaitu Kekawin
Bharatayudha. Setelah Kerajaan Kediri muncul Kerajaan Singasari pada tahun 1222
M sebagai pendirinya adalah Ken Arok. Dalam pemerintahannya beliau didampingi
oleh Purahita (Pendeta kerajaan). Banyak bangunan suci Hindu yang didirikan
pada masa ini, seperti Candi Kidal, Candi Jago, dan Candi Singasari. Sejak
tahun 1293 M Agama Hindu di Jawa Timur dibina oleh Kerajaan Majapahit. Puncak
perkembangan Agama Hindu terjadi pada pemerintahan Raja Hayam Wuruk didampingi
oleh Mahapatih Gajah Mada. Kekuasaan kerajaan Majapahit meliputi seluruh
nusantara. Kerajaan ini berhasil menyatukan aspek kehidupan
Nusantara dengan “Sumpah Palapa”. Pada jaman ini banyak karya besar yang muncul sepeerti
karya Empu Tantular (Sutasoma), Empu Prapanca (Kekawin Arjuna Wiwaha).
Disamping itu kitab-kitab hukum Hindu juga dikeluarkan dan banyak didirikan
bangunan-bangunan suci. Diantaranya adalah Candi Penataran di Blitar merupakan
bangunan suci Hindu di Jawa Timur.
e. Kerajaan Hindu
di Bali
Prasasti Blanjong adalah peninggalan sejarah Kerajaan Hindu
di Bali. Prasasti Blanjong berisi tulisan berbahasa Bali Kuno dan Bahasa
Sansekerta. Sebelum ditemukannya Prasasti Blanjong ada beberapa prasasti yang
berasal dari Bali tetapi tidak terdapat tahun pembuatannya. Disamping itu juga
ditemukan cap-cap kecil yang disimpan dalam stupa yang terbuat dari tanah liat.
Cap-cap kecil ini bertuliskan mantra Budha yang disebut Ye Te Mantra.
Mantra sejenis juga ditemukan di Jawa Tengah, yaitu pada pintu masuk Candi
Kalasan yang berasal dari abad ke-8 M. Peninggalan Hindu terbesar adalah Pura
Besakih yang merupakan tempat pemujaan umat Hindu diseluruh dunia.
BAB
III
PENUTUP
D.
Kesimpulan
Dengan demikian telah kita ketahui bahwa Sejarah
perkembangan Agama Hindu di Nusantara telah di mulai sejak permulaan abad Masehi
sekitar tahun 400 masehi, dan sejak itulah Indonesia mengenal sistem kerajaan
beragama Hindu, dengan bukti-bukti ditemukannya prasasti-prasasti dari berbagai
kerajaan-kerajaan Hindu yang ada di Nusantara.
E.
Saran
Dengan mengetahui sejarah perkembangan Agama Hindu di
Nusantara ini, maka kita mengetahui asal-usul serta penyebaran Agama Hindu di
Nusantara. Kita wajib menjaga dan melestarikan Agama Hindu dengan cara Ikut
memelihara warisan-warisan para leluhur kita yang terdahulu dan melestarikan
serta mengamalkan ajaran-ajaran Agama Hindu dengan sebaik-baiknya. Kita sebagai
Umat yang beragama Hindu juga perlu meningkatkan kesadaran serta mengetahui
Besarnya peranan Agama Hindu di dalam kehidupan kita sebagai pedoman dalam
kehidupan sehari-hari untuk menjadi manusia yang lebih baik.
DAFTAR
PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar