kirei_na YM

Sabtu, 26 Mei 2012

sejarah perkembangan agama hindu



SEJARAH PERKEMBANGAN
AGAMA HINDU DI NUSANTARA
logo






Disusun oleh :

                                        Nama      : Ni Made Sri Purwanti
                                        NIM        : 110030046
                                        Kelas       : G113


Dipresentasikan pada Hari/Tgl: Selasa, 13 Maret 2012
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN TEKNIK KOMPUTER
STIKOM BALI
2012


BAB I
PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang
Peranan Agama Hindu di masyarakat sangatlah penting untuk menuntun kita dalam berprilaku yang lebih baik di dalam kehidupan sehari-hari. Namun di jaman modern ini, pengetahuan serta kesadaran anak muda  semakin berkurang bahkan mulai luntur terhadap nilai-nilai dalam ajaran agamanya serta sejarah perkembangan Agama Hindu. Untuk meningkatkan pengetahuan kita tentang Agama Hindu, ada baiknya kita terlebih dahulu mengetahui sejarah perkembangan Agama Hindu. Maka dari itu disini saya akan membahas tentang Sejarah Perkembangan Agama Hindu di Nusantara, untuk menambah wawasan kepada masyarakat tentang sejarah Agama Hindu. Dengan mengetahui sejarah perkembangan Agama Hindu di Nusantara, kita akan dapat lebih memahami ajaran-ajaran agama hindu yang telah ada sejak jaman dulu, serta peninggalan-peninggalan apa saja yang telah diwariskan oleh leluhur kita serta arti dari setiap peninggalan-peninggalan tersebut.






BAB II
PEMBAHASAN
B.   Perspektif masuknya agama Hindu di Nusantara ( Indonesia ) ada 4 (empat) teori:
1.     Teori Sudra (golongan orang biasa) Sesuai dengan namanya, teori ini menyatakan bahwa penyebaran agama Hindu ke nusantara dibawa oleh orang-orang India berkasta Sudra.
2.     Teori Waisya (golongan pedagang) Menurut teori ini, kelompok yang berperan besar dalam penyebaran agama Hindu adalah golongan Waisya. Teori ini dikemukakan oleh Prof. N.J. Krom.
3.     Teori Ksatria (golongan raja)
Menurut teori ini, kelompok yang berperan besar dalam penyebaran agama Hindu di nusantara adalah golongan ksatria. Proses penyebaran agama tersebut dilakukan dengan cara pendudukan (kolonisasi). Teori yang dikemukakan oleh Prof. Dr. Ir. J.L. Mouens.
4.     Teori Brahmana (golongan ulama / tokoh agama) Menurut teori ini, faktor utama penyebaran agama Hindu di nusantara adalah dari kaum Brahmana.
C.   Sejarah Perkembangan Agama Hindu di Nusantara
Sejarah perkembangan Agama Hindu di Nusantara (Indonesia) dimulai sejak permulaan abad Masehi sekitar tahun 400 masehi. Mulai abad inilah Indonesia memasuki zaman sejarah dan mengenal sistem kerajaan yang beragama Hindu. Kerajaan-kerajaan tersebut adalah sebagai berikut:
a.     Kerajaan Hindu di Kalimantan Timur
Pada tahun 400 masehi merupakan tonggak perkembangan agama Hindu dengan didapatkan prasasti batu dalam bentuk “Yupa” di tepi sungai Mahakam di Kalimantan Timur yang menyebutkan nama “Kerajaan Kutai”. Yupa adalah batu tertulis berbentuk tiang yang digunakan dalam upacara agama. Salah satu yupa menyebutkan nama Raja Kudungga yang berputra Aswawarman. Aswawarman berputra tiga orang yang tertua bernama Mulawarman. Mulawarman disebut sebagai raja yang bijaksana, kuat dan berkuasa pada masa itu, serta mengadakan yadnya. Para Brahmana mendirikan yupa untuk peringatan yadnya ini. Pada Yupa yang lain juga disebutkan raja Mulawarman telah menghadiahkan 8.000 ekor sapi kepada kaum Brahmana di lapangan Waprakeswara.
b.    Kerajaan Hindu di Jawa Barat
Perkembangan agama Hindu di Jawa Barat diperkirakan terjadi sekitar abad ke lima masehi, ditandai dengan kerajaan Hindu Tarumanegara dengan rajanya Purnawarman. Selain itu ditandai juga dengan penemuan tujuh buah prasasti batu atau Saila Prasasti, diantaranya: Prasasti Ciaruteun, Prasasti Kebon Kopi, Prasasti Jambu, Prasasti Muara Cianten, Prasasti Pasirawi, Prasasti Tugu, srta Prasati Lebak yang ditulis dengan huruf Pallawa dan berbahasa Sansekerta, berbentuk syair yang memberikan keterangan tentang kerajaan Tarumanegara.
Prasasti Ciaruteun menyebutkan bahwa “Purnawarman adalah raja yang gagah berani bagaikan Dewa Wisnu”. Dalam Prasasti Tugu menyebutkan bahwa “Raja Purnawarman dalam pemerintahannya yang ke 22 menggali sungai Gomati yang panjangnya 12 km dalam waktu 21 hari dan memberikan hadiah 1000 ekor lembu kepada para Brahmana”.
c.    Kerajaan Hindu di Jawa Tengah
Kerajaan di Jawa Tengah telah ada sekitar tahun 650 masehi. Hal ini terbukti dengan ditemukannya prasasti Tuk Mas di lereng Gunug Merbabu  menggunakan huruf pallawa dan bahasa Sansekerta berangka tahun 650 masehi. Prasasti ini menyebutkan pujian pada Sungai Gangga dan berisi atribut Dewa Tri Murti berupa Tri Sula, Kendi, Kapak, Cakra, dan Bunga Teratai. Dengan demikian pemujaan Dewa Tri Murti telah muncul di Jawa Tengah sejak pertengahan abad ke-7 masehi.
Selain itu ditemukan juga prasasti Canggal yang dikeluarkan oleh raja Sanjaya yang memuat tiga bait pemujaan kepada Dewa Siwa, satu bait untuk Dewa Brahma dan satu bait untuk Dewa Wisnu. Selain itu adanya Candi Prambanan yang merupakan Candi Hindu terbesar di Jawa Tengah merupakan peninggalan kerajaan ini.
d.      Kerajaan Hindu di Jawa Timur
Perkembangan Agama Hindu di Jawa Timur ditandai dengan ditemukannya Prasasti Dinoyo dekat kota Malang yang berangka tahun 682 saka atau 760 masehi. Prasasti ini menerangkan bahwa pada tahun 670 masehi di Jawa Timur terdapat Kerajaan Kanjuruhan dengan rajanya Dewa Simha yang menganut agama Hindu dengan pemujaan utama Dewa Siwa. Disamping itu disebutkan pula pembuatan arca Maha Rsi Agastya yang diakui sebagai tokoh yang membawa agama Hindu dari India Selatan ke Indonesia.
Selanjutnya muncullah Dinasti Isanawamsa. Cikal bakalnya adalah Empu Sindok yang memerintah pada tahun 929-974 M.
Kemudian muncul Raja Dharmawangsa Teguh yang dalam pemerintahannya sangat memperhatikan perkembangan karya-karya sastra. Raja Dharmawangsa Teguh yang memprakarsai penulisan kembali karya-karya Bhagawan Byasa dalam bahasa Jawa (Mangjawaken Byasa Mantra), yaitu Mahabharata dan karya Bhagawan Walmiki, yaitu Ramayana.
Setelah Raja Dharmawangsa Teguh digantikan oleh Raja Airlangga. Kehidupan dan kemakmuran rakyatnya sangat diperhatikan oleh raja Airlangga. Oleh karena itu Raja Airlangga diarcakan sebagai Wisnu mengendarai Garuda. Setelah Airlangga muncul kerajaan Kediri. Banyak karya sastra yang lahir pada masa ini, seperti karya Empu Sedah dan Empu Panuluh, yaitu Kekawin Bharatayudha. Setelah Kerajaan Kediri muncul Kerajaan Singasari pada tahun 1222 M sebagai pendirinya adalah Ken Arok. Dalam pemerintahannya beliau didampingi oleh Purahita (Pendeta kerajaan). Banyak bangunan suci Hindu yang didirikan pada masa ini, seperti Candi Kidal, Candi Jago, dan Candi Singasari. Sejak tahun 1293 M Agama Hindu di Jawa Timur dibina oleh Kerajaan Majapahit. Puncak perkembangan Agama Hindu terjadi pada pemerintahan Raja Hayam Wuruk didampingi oleh Mahapatih Gajah Mada. Kekuasaan kerajaan Majapahit meliputi seluruh nusantara. Kerajaan ini berhasil menyatukan aspek kehidupan Nusantara dengan “Sumpah Palapa”. Pada jaman ini banyak karya besar yang muncul sepeerti karya Empu Tantular (Sutasoma), Empu Prapanca (Kekawin Arjuna Wiwaha). Disamping itu kitab-kitab hukum Hindu juga dikeluarkan dan banyak didirikan bangunan-bangunan suci. Diantaranya adalah Candi Penataran di Blitar merupakan bangunan suci Hindu di Jawa Timur.
e.   Kerajaan Hindu di Bali
Prasasti Blanjong adalah peninggalan sejarah Kerajaan Hindu di Bali. Prasasti Blanjong berisi tulisan berbahasa Bali Kuno dan Bahasa Sansekerta. Sebelum ditemukannya Prasasti Blanjong ada beberapa prasasti yang berasal dari Bali tetapi tidak terdapat tahun pembuatannya. Disamping itu juga ditemukan cap-cap kecil yang disimpan dalam stupa yang terbuat dari tanah liat. Cap-cap kecil ini bertuliskan mantra Budha yang disebut Ye Te Mantra. Mantra sejenis juga ditemukan di Jawa Tengah, yaitu pada pintu masuk Candi Kalasan yang berasal dari abad ke-8 M. Peninggalan Hindu terbesar adalah Pura Besakih yang merupakan tempat pemujaan umat Hindu diseluruh dunia.








BAB III
PENUTUP

D.   Kesimpulan
Dengan demikian telah kita ketahui bahwa Sejarah perkembangan Agama Hindu di Nusantara telah di mulai sejak permulaan abad Masehi sekitar tahun 400 masehi, dan sejak itulah Indonesia mengenal sistem kerajaan beragama Hindu, dengan bukti-bukti ditemukannya prasasti-prasasti dari berbagai kerajaan-kerajaan Hindu yang ada di Nusantara.

E.   Saran
Dengan mengetahui sejarah perkembangan Agama Hindu di Nusantara ini, maka kita mengetahui asal-usul serta penyebaran Agama Hindu di Nusantara. Kita wajib menjaga dan melestarikan Agama Hindu dengan cara Ikut memelihara warisan-warisan para leluhur kita yang terdahulu dan melestarikan serta mengamalkan ajaran-ajaran Agama Hindu dengan sebaik-baiknya. Kita sebagai Umat yang beragama Hindu juga perlu meningkatkan kesadaran serta mengetahui Besarnya peranan Agama Hindu di dalam kehidupan kita sebagai pedoman dalam kehidupan sehari-hari untuk menjadi manusia yang lebih baik.



DAFTAR PUSTAKA



Tidak ada komentar:

Posting Komentar